Profil Desa Pereng

Ketahui informasi secara rinci Desa Pereng mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Pereng

Tentang Kami

Profil Desa Pereng di Prambanan, Klaten. Mengulas kisah transformasi luar biasa dari kawasan lereng pertambangan batu alam menjadi sebuah desa wisata alam dan petualangan yang inovatif, mandiri, dan dikelola penuh oleh kekuatan komunitas lokal.

  • Transformasi Ekonomi Radikal

    Desa ini berhasil melakukan pergeseran fundamental dari ekonomi ekstraktif berbasis pertambangan batu alam tradisional menjadi ekonomi jasa pariwisata yang kreatif dan berkelanjutan.

  • Keunggulan Lanskap Geografis

    Identitas dan seluruh atraksi wisatanya dibangun di atas keunikan topografinya yang berbukit dan miring (pereng), menawarkan pesona pemandangan alam, agrowisata lereng, dan wahana petualangan.

  • Motor Penggerak Komunitas Lokal

    Keberhasilan Desa Wisata Pereng merupakan buah dari inisiatif, kerja keras, dan visi kolektif dari masyarakatnya, terutama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), menjadikannya model pembangunan bottom-up yang sukses.

XM Broker

Desa Pereng, yang terhampar di kawasan perbukitan Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, adalah sebuah tugu hidup yang menceritakan kisah tentang resiliensi, visi dan transformasi. Nama "Pereng" yang dalam bahasa Jawa berarti lereng atau lereng curam, bukan hanya sekadar label geografis, tetapi juga kanvas di mana masyarakatnya melukis ulang takdir mereka. Dahulu dikenal sebagai kawasan pertambangan batu alam tradisional, Desa Pereng telah menulis ulang identitasnya secara dramatis, mengubah lereng-lereng yang terluka menjadi panggung pesona wisata alam dan petualangan yang memukau. Kisah desa ini adalah bukti nyata bahwa potensi terbesar seringkali tersembunyi di dalam tantangan terberat sekalipun.

Dari Lereng Tambang ke Panggung Pariwisata

Sejarah ekonomi Desa Pereng selama beberapa dekade berpusat pada aktivitas pertambangan batu padas atau batu putih. Para lelaki desa menambang batu secara manual dari lereng-lereng perbukitan, sebuah pekerjaan berat yang menjadi tumpuan hidup namun secara perlahan menggerus lanskap alam. Namun seiring dengan meningkatnya kesadaran akan kelestarian lingkungan dan menurunnya prospek ekonomi dari tambang tradisional, masyarakat Pereng berada di persimpangan jalan.Diprakarsai oleh visi para pemuda dan tokoh masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), sebuah gagasan revolusioner lahir: mengubah "bekas luka" menjadi "berkah". Lereng-lereng bekas tambang dan kontur tanah yang menantang tidak lagi dilihat sebagai keterbatasan, melainkan sebagai aset unik. Dengan semangat gotong royong, mereka mulai menata kawasan, membangun titik-titik pandang, dan menciptakan atraksi baru yang berbasis pada keindahan alam. Transformasi ini menandai pergeseran fundamental dari ekonomi ekstraktif ke ekonomi jasa yang kreatif dan berkelanjutan.

Pesona Wisata Alam dan Petualangan Desa Pereng

Hasil dari transformasi tersebut kini dapat dinikmati dalam wujud "Desa Wisata Pereng". Desa ini menawarkan pengalaman wisata yang berbeda dari desa-desa lain di dataran Prambanan. Atraksi utamanya adalah pesona alam perbukitan itu sendiri. Beberapa titik pandang (gardu pandang) telah dibangun di lokasi-lokasi strategis, menyajikan panorama 360 derajat yang spektakuler. Dari ketinggian Pereng, pengunjung dapat menyaksikan hamparan sawah hijau di bawah, kemegahan Candi Prambanan di kejauhan, serta siluet gagah Gunung Merapi saat cuaca cerah.Selain menikmati pemandangan, Desa Pereng juga mengundang para pencari petualangan. Jalur-jalur perbukitan yang menantang telah dikembangkan menjadi trek untuk bersepeda gunung (downhill) dan off-road dengan jeep. Paket-paket wisata petualangan ini dikelola secara profesional oleh komunitas lokal. Bagi pengunjung yang mencari ketenangan, jalur hiking yang melintasi kebun-kebun warga dan area perbukitan menawarkan pengalaman yang menyatu dengan alam.

Geografi, Wilayah, dan Demografi

Desa Pereng terletak di bagian selatan Kecamatan Prambanan, yang memiliki karakteristik topografi bergelombang hingga berbukit. Luas wilayah desa ini tercatat 2,13 kilometer persegi (213 hektare). Batas-batas wilayah Desa Pereng meliputi:

  • Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Joho

  • Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Taji

  • Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kecamatan Gantiwarno

  • Sebelah Barat: Berbatasan dengan Kecamatan Gantiwarno

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Klaten, Desa Pereng dihuni oleh 3.497 jiwa. Dengan luas wilayahnya, tingkat kepadatan penduduknya adalah sekitar 1.642 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan yang lebih rendah dibandingkan desa-desa di dataran utama Prambanan ini disebabkan oleh kontur wilayahnya yang berbukit, yang membatasi area pemukiman padat.

Ekonomi Lokal: Sinergi Agrowisata dan UMKM

Perekonomian Desa Pereng kini berputar pada sinergi antara pariwisata, pertanian, dan usaha kreatif. Pertanian di lereng (agrowisata) menjadi bagian dari daya tarik. Pengunjung dapat melihat langsung bagaimana warga mengolah lahan miring untuk menanam komoditas lahan kering seperti jagung, singkong, dan kacang-kacangan. Beberapa warga juga mulai mengembangkan budidaya buah-buahan yang cocok dengan iklim perbukitan.Kehadiran wisatawan secara langsung menumbuhkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Warung-warung makan sederhana yang menyajikan kuliner khas pedesaan dengan pemandangan alam yang indah mulai bermunculan. Warga membuka rumah mereka sebagai homestay untuk menawarkan pengalaman menginap yang otentik. Selain itu, produk olahan hasil pertanian seperti keripik singkong dan aneka minuman tradisional mulai diproduksi dan dijual sebagai oleh-oleh khas Desa Wisata Pereng.

Peran Komunitas dalam Pembangunan Berkelanjutan

Kunci utama di balik kesuksesan transformasi Desa Pereng adalah kekuatan komunitasnya. Pokdarwis tidak hanya bertindak sebagai inisiator, tetapi juga sebagai manajer, operator, dan pemasar utama desa wisata ini. Mereka merancang paket wisata, melatih para pemuda untuk menjadi pemandu, mengelola tiket masuk, dan memastikan kebersihan serta keamanan lokasi.Pemerintah Desa Pereng berperan sebagai fasilitator yang mendukung penuh inisiatif warganya. Melalui alokasi Dana Desa dan koordinasi dengan dinas-dinas terkait, pemerintah desa membantu membangun infrastruktur dasar yang dibutuhkan, seperti perbaikan akses jalan, pembangunan toilet umum, dan pemasangan rambu-rambu penunjuk arah. Model pembangunan community-based tourism (pariwisata berbasis komunitas) ini memastikan bahwa sebagian besar pendapatan dari sektor pariwisata kembali dan berputar di dalam desa, meningkatkan kesejahteraan secara merata.

Infrastruktur dan Aksesibilitas di Kawasan Perbukitan

Membangun infrastruktur di wilayah perbukitan memiliki tantangan tersendiri. Namun, Desa Pereng secara bertahap berhasil meningkatkan aksesibilitasnya. Jalan utama menuju desa dan titik-titik wisata telah diperkeras agar aman untuk dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Ketersediaan listrik dan sinyal telekomunikasi juga terus ditingkatkan untuk menunjang kenyamanan pengunjung dan operasional UMKM digital. Pengelolaan sumber air bersih di kawasan perbukitan juga menjadi prioritas untuk memenuhi kebutuhan warga dan fasilitas wisata.Sebagai penutup, Desa Pereng telah membuktikan bahwa keterbatasan geografis dapat diubah menjadi keunggulan kompetitif melalui visi, kreativitas, dan kerja keras kolektif. Kisah desa ini lebih dari sekadar cerita tentang pariwisata; ini adalah narasi tentang pemberdayaan, kelestarian lingkungan, dan harapan. Dengan terus mengasah inovasi dalam atraksi wisata alamnya dan memperkuat manajemen berbasis komunitas, Desa Pereng berada di jalur yang tepat untuk menjadi destinasi agrowisata dan petualangan unggulan, sekaligus menjadi model inspiratif bagi desa-desa lain di Indonesia.